SEJARAH BMX
Sejarah sepeda
bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun
di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.
Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem
pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan,
betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka
cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan.
Sejarah sepeda
bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun
di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.
Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem
pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan,
betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka
cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan.
Penemuan
fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.
Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg,
Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak
dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi
hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil
tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat
berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne.
Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Proses
penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia
menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban
depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada.
Yang mempopulerkan pedal dan rantai penggerak roda belakang adalah James
Starley. Sehingga pada tahun 1900 di Amerika Serikat tercatat ada 70 ribu buruh
untuk membuat 4 juta unit sepeda. James Starley mulai membangun sepeda di
Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat
besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil.
Klasifikasi Sepeda
Bersepeda merupakan salah satu olahraga yang
menyenangkan. Namun untuk olahraga yang satu ini kita harus memilih spsefikasi
dari berbagai jenis sepeda yang akan kita gunakan, karena itu yang akan
menentukan permainan sepeda apa yang akan kita lakukan. Sepeda sendiri ada
berbagai ragam mulai dari sepeda BMX untuk freestyle maupun untuk Downhill dan
Roadbike yang lebih dikenal ‘sepeda Balap’ ataupun Mountain Bike (MTB) yang
sering disebut ‘Sepeda Gunung’.
Dari jenis olahraganya, bersepeda bisa dibagi dua, yaitu on road dan off road.
Pada tipe on road atau road bike,trek yang ditempuh biasanya di jalan – jalan
dalam kota. Sedangkan pada tipe off road atau extreme bike, trek yang digunakan
adalah pada medan jalan tanah dan bergunung. Karena medan yang dilalui relatif
lebih sulit, tak heran jenis sepeda ini lebih lengkap. Berdasarkan suspensi
atau peredam kejut, design sepeda dapat dikategorikan menjadi empat jenis:
- Fully Rigid :
Jenis ini memiliki rangka yang kaku, tanpa ada suspensi baik
depan maupun belakang.
- Softtail :
Frame-nya menggunakan suspensi yang disebut dengan “elastomer“,
fungsinya adalah untuk menggerakkan frame melewati medan yang tidak rata.
- Hardtail :
Jenis ini memiliki bagian depan yang bersuspensi, sedangkan frame
dengan bagian chain stay kaku tanpa ada suspensi. Tipe hard tail biasanya
dipakai di medan yang bervariasi. Tipe hard tail sendiri bisa dicirikan dari
adanya satu shockbreaker di garpu depan. Kalau tipe ini lebih cepat mendapatkan
momentum ketika digenjot sehingga untuk mendapat kecepatan maksimum jadi lebih
gampang. Tipe ini cocok buat yang senang cross country atau main di daerah
pedesaan. Untuk yang suka modifikasi, kita bisa menambah shockbreaker, rem
cakram, menambah gir, dan lain-lain
- Dual/Full Suspension :
Sepeda jenis ini memiliki suspensi untuk bagian garpu
depan dan bagian chain stay. Mekanisme kerja peredam kejut di bagian chain stay
menggunakan penggerak (Pivot) yang menghubungkan lower dan upper chain stay,
sehingga membuat ban belakang dapat naik-turun mengikuti kontur medan yang
dilalui. Untuk full suspention biasanya dipakai buat penggemar turunan atau
downhill. Hal ini penting karena getaran sepeda saat turun bisa diredam oleh
shockbreaker di garpu depan dan belakang sepeda. Sepeda jenis ini biasanya fork
(garpu) depannya lebih tinggi ketimbang belakang. Soalnya ketika di turunan,
sudut kemiringan sepeda enggak akan terlalu ekstrem. Alhasil sepeda jadi lebih
mudah dikontrol.
Mountain bike (MTB) menurut data, lahir tahun 1976. Dia tercipta oleh beberapa
kelompok orang California yang awalnya dijuluki clunker atau cruiser di kawasan
Marin County. Orang-orang ini sebelumnya ‘gila berat’ dengan sepeda jenis
bicycle motor cross (BMX). Mereka jika lomba dengan BMX, gayanya itu khas
sekali. Yakni, lompat-lompat di atas balok kayu (log jump), batu dan
sebagainya.
Tapi kenapa mereka pindah ke MTB dan menciptakan sepeda jenis itu? Menurut
mereka, BMX kurang mampu menempuh jarak jauh sambil mendaki atau pun menuruni
bukit. Selain itu, frame geometrical-nya (kerangka) amat beda sehingga teknis
pengendaliannya juga berbeda. Pada log jump, MTB tak mampu melakukan manuver
seperti itu tapi BMX begitu mudah dan tangkas.
Berdasarkan cara mengendarai dan jenis medan Setidaknya ada 5 jenis Mountain
Bike berdasarkan fungsinya, yaitu:
- Cross country (XC).
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang.
Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan
aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sepeda jenis ini dapat digunakan untk
melibas segala jenis trek yang bervariasi seperti tanjakan, turunan, aspal
maupun kubangan lumpur. Namun, sepeda ini memang tidak dirancang untuk turunan
yang sulit, khusus untuk turunan yang sulit lebih pas kalo kita gunakan sepeda
jenis Downhill (DH). Sepeda jenis ini biasanya menggunakan bahan logam yang
ringan. Di Indonesia banyak dipertandingkan kelas cross country dan downhill.
Karena dilihat dari jumlah peminat dan penggemar sepeda lintas alam yang jauh
lebih banyak serta dari segi risiko dan biaya perlengkapan yang jauh lebih
rendah.
- Enduro / All mountain (AM).
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik
turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad
jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk
dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension. Sepeda ini memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan jenis XC, perbedaan utamanya adalah pada
bobot. Sepeda AM lebih berat dibandingkan dengan XC. Bobot yang lebih berat ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi medan yang lebih ekstrim dan ukuran rangka
biasanya lebih besar dari XC.
- Freeride (FR).
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan)
tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan
selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk
dipakai jarak jauh. Julukan freeride ini mengikuti jenis aliran yang ingin
mendobrak keteraturan yang hanya melewati jalur atau medan yang dilewati. Bagi
penikmat sepeda ini, freeride adalah “No Way End for My Bike“. Berat sepeda
jenis ini bisa lebih berat dari jenis AM dan XC.
- Downhill (DH).
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam
menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi
dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering
terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai
untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga
selain kekuatan, yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana
agar dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak
mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan
di dalam kota maupun di jalur cross country.
Sepeda jenis ini memang dirancang untuk dapat digunakan pada jalur yang penuh
dengan turunan. Sepeda jenis ini juga memiliki berat yang lumayan dan biasanya
terbuat dari logam yang cukup tebal dan berat (Berat sepeda sangat berguna
untuk meluncur mengikuti gravitasi bumi..). Ciri yang kasat mata lainnya selain
bentuknya yang menyerupai motor trail tanpa mesin, adalah jumlah gear depan dan
belakang yang biasanya lebih sedikit. Suspensi depan biasanya memiliki travel
berkisar antara 150 mm sampai dengan 200 mm, hal ini dimaksudkan agar getaran
yang timbul dapat teredam dengan baik. Sedangkan suspensi belakang menggunakan
travel berkisar antara 7 sampai 8 inchi.
Biasanya, berjenis full supension bike, yang mempunyai peredam kejut di bagian
depan dan belakang. Fungsi kedua peredam kejut itu untuk lebih menjaga
kemampuan kontrol, kekuatan menahan beban dan traksinya. Itu sebabnya, daya
travel peredam kejut ini mencapai 7 inci. Yang tidak boleh terlewatkan adalah
soal sistem pengereman. Melihat risiko dan medan yang dijelajahi, sepeda
downhill memakai rem cakram. Di bagian crank, yaitu lengan ayun untuk mengayuh
sepeda terpasang pada botom bracket dan di ujung satunya lagi terpasang pedal,
punya spesifikasi khusus. Sepeda downhill hanya memiliki satu piringan
chainwheel (piringan bergerigi yang berada pada chainset/komponen crank).
Sepeda ini tidak bisa dipakai di medan menanjak. Dengan tuntutan spesifikasi
yang khusus itu komponen sepeda downhill menjadi mahal. Bila dihitung-hitung,
harga satu set sepeda yang siap bisa dipakai bermain, harganya mulai dari Rp 16
juta.
Seorang pemain sepeda downhill harus melengkapi dirinya dengan alat-alat
keamanan. Karena risiko yang ditimbulkan lebih ekstrem dan berbahaya. Helm full
face, pelindung dada dan tulang belakang wajib dikenakan. Kemudian masih
ditambah pelindung siku, pergelangan dan tulang kering. Sepatunya juga khusus.
Bila sudah siap berlaga, jangan lupa pakai kacamata (google) dan sarung tangan.
Biaya pembelian perlengkapan keselamatan juga tidak murah. Helm full face
biasanya berkisar Rp 1 juta, body protector komplet (Rp 1 – 2 juta), sepatu
(sekitar Rp 500 ribu), kacamata (tak lebih dari Rp 1 juta) dan sarung tangan
(sekitar Rp 200 ribu). Nah, sekarang anda bisa memperkirakan biaya yang akan
anda keluarkan saat ingin mencoba hobi menarik yang satu ini.
- Dirtjump (DJ)/ Urban and Street (DJ).
Nama lainnya adalah urban MTB.
Penggemar jenis ini awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda
gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan
untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun
dengan bentuk yang diperbesar. Umumnya sepeda DJ memiliki frame yang hampir
sama dengan jenis sepeda BMX (singkatan dari B=Bicycle M=Moto X=Cross), tetapi
memiliki diameter yang lebih besar antara 30% - 40%. Jika BMX memiliki diameter
ban 20 inchi, sepeda DJ menggunakan diameter 24″. Jenis sepda DJ ini digunakan
untuk dapat melewati segala kontur yang sudah dibuat (biasanya diwilayah
perkotaan) seperti trotoar, tangga, tembok dan sebagainya.
Get your new Stuff !!
- Beli jadi atau rakitan ?
Jangan anggap enteng masalah ini. Memilih sepeda, khususnya mountain bike bukan
hal sepele. Begitu memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang membingungkan.
Tanpa pengetahuan memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda yang
tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal salah membeli sepeda
tentu bukan problem serius. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi
sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih adalah perkara besar.
Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi
prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya
untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan
jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung
tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda
cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai
dirtjump.Mountain Bike dapat dibeli dalam bentuk sepeda jadi (full-bike) maupun
rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus
dipilih?
Pilihan pertama, membeli full-bike, berarti tinggal datang ke toko, pilih,
bayar dan langsung pakai. Mudah sekali. Jika Anda tak mau repot, atau bersepeda
bagi anda sekadar untuk berolah-raga dan sarana transportasi alternatif, maka
membeli sepeda full-bike sangat cocok. Namun membeli full-bike juga membuat
sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang
lain yang memiliki sepeda sama dengan kita.
Pilihan kedua, sepeda rakitan, berarti kita memilih komponen dan membangun
sepeda sendiri. Memang lebih merepotkan. Tapi kelebihannya, sepeda rakitan
memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya karena sesuai dengan
keinginan dan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit adalah
kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara
rakitan karenanya kurang disarankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit
sepeda sendiri sangat disarankan mengajak pesepeda yang lebih senior. Proses
perakitannya juga sebaiknya diserahkan kepada tokonya, kita hanya sekadar
memilih komponennya saja.
Untuk masalah kualitas, sebetulnya sama saja antara beli jadi dengan rakitan.
Tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda
full-bike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda full-bike diproduksi secara masal,
sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan
memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan jelas lebih murah.
Frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya
Specialized, Schwinn, Kona, dll.) tapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut.
Harga frame bajakan bisa 1/10 frame aslinya.
- Hardtail atau full-suspension ?
Lalu bagaimana memilih MTB yang baik dan mampu mengatasi medan berat? Menurut
para pakar, sebaiknya belilah sesuai kebutuhan dan keperluan. Jika cuma untuk
dipakai dalam jarak pendek, tentu tak perlu yang mahal. Namun jika suatu hari
kita punya minat untuk membeli yang ternama, pastikan belilah yang top branded.
Sebab, lazimnya produk ternama memberi jaminan kualitas yang pasti.
Ketika menanyakan hal ini biasanya para pemula akan disarankan memulai dengan
hardtail. Alasannya antara lain agar para pemula terlebih dulu membiasakan diri
dengan sepeda yang lebih ringan, efisien dalam mengayuh, mudah dalam
pengendalian dan sederhana dalam perawatan. Baru setelah jam terbangnya dengan
hardtail cukup banyak dapat beralih ke fulsus.
Saran ini sekarang mungkin sudah kurang relevan lagi, meskipun juga tidak
salah. Mengapa? Karena, saat ini telah banyak sepeda fulsus yang memiliki
performa dan efisiensi mendekati hardtail. Terutama pada sepeda 'kelas atas'.
Jadi, bila bujetnya memang sudah tersedia, tidak ada salahnya langsung mencoba
fulsus. Begitu pula bagi orang-orang yang baru memulai bersepeda di usia 30-an
ke atas, memilih fulsus akan membuat bersepeda menjadi lebih nyaman. Tentunya,
yang dipilih bukan fulsus 'asal jadi' dengan efek bobbing besar (biasanya
produk Cina), karena justru akan menyengsarakan dan jangan-jangan malah akan
membuat kapok bersepeda. Efek bobbing adalah rantai mengendor dan mengencang
akibat gerakan suspensi belakang, membuat kayuhan menjadi berat dan energi kita
terbuang percuma.Tetapi satu hal yang pasti, untuk pemula yang baru pertama
kali membeli MTB, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail
maupun fulsus. Jangan membeli sepeda freeride, apalagi downhill.
Yang jadi masalah sekarang adalah harganya. Untuk bisa serius dan fokus di
olahraga ini, punya sepeda yang baik dan bagus wajib hukumnya. Agar tidak salah
dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dulu berapa bujet, baru kemudian
cari sepeda yang sesuai dengan anggaran kita itu. Jika bujetnya cuma 800 ribu
rupiah, carilah sepeda seharga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli
sepeda di atas bujet yang disiapkan..
-Harga
Memang, semakin mahal harga sebuah sepeda semakin baik pula kualitasnya.
Pepatah 'harga tidak akan menipu' dan 'ada harga ada rupa' berlaku dalam
membeli sepeda. Lantas apakah kegiatan ini hanya ditujukan bagi mereka yang
berkantong tebal? "Tidak juga. Banyak dari mereka yang berasal dan
kalangan bawah yang suka olahraga ini. Mahal itu relatif dan tidak bisa diukur.
Banyak sepeda yang harganya murah. Tapi memang standarnya sepeda yang untuk
bertanding sekitar Rp 5 juta. Sedangkan untuk championship itu sekitar Rp 20
juta-an. Sekarang tinggal kita yang memilih sendiri. Apakah sepeda itu untuk
bertanding demi negara, atau hanya untuk having fun saja," kata Suwandra.
Daripada mempersoalkan gengsi, lebih penting untuk membuktikan bahwa meski
dengan sepeda murah tapi lebih jago di tanjakan, lebih piawai di medan offroad,
dan lebih kuat endurance-nya. Sambil, tentu saja, sisihkan sebagian penghasilan
anda agar ke depannya dapat mengupgrade sepeda anda atau membeli sepeda yang
lebih sesuai dengan keinginan.
Bahkan, beberapa merek sepeda gunung harganya bisa melangit hingga di atas Rp
50 juta. Biasanya, kerangka sepeda itu terbuat dari karbon fiber. Beratnya pun
begitu ringan dan bisa diangkat dengan satu tangan. Desainnya pun semakin
berkembang mengikuti kebutuhan si pengguna. Kini, banyak sepeda yang
menggunakan rem cakram. Ini merupakan adaptasi teknologi kendaraan bermotor.
Artinya, tingkat keamanan pun semakin tinggi pula. Guna meredakan kejutan atau
goncangan, umumnya sepeda gunung dilengkapi dengan shockbreaker, entah di
depan, tengah, atau bagian belakang, dilengkapi dengan sensor komputer yang
akan mengatur kerja shockbreaker. Jadi begitu dijalanin dan merasakan kontur
jalan, sepeda akan mengatur seberapa banyak getaran yang akan diserap.
Sepeda gunung bisa dibeli mulai dari harga 700 ribu hingga puluhan juta rupiah.
Kualitas bahan, fitur dan desainnya lah yang membedakan. Sepeda gunung seharga
700 ribu framenya masih terbuat dari besi, sedangkan yang puluhan juta berbahan
serat karbon, bahan yang sama dengan pesawat terbang. Bagi kebanyakan orang,
frame berbahan aluminium sudah mencukupi. Tetapi sekadar saran, jika bujet Anda
mencukupi, jangan membeli sepeda gunung dengan harga di bawah 1 juta rupiah.
Untuk pemula yang sekadar ingin bicycling for fun, sepeda berharga 1,5 - 3 juta
rupiah sudah sangat mumpuni. Kecuali jika Anda sudah mulai serius menekuni hobi
ini dan menjadi kecanduan berat, sepeda seharga 10 juta rupiah pun masih dirasa
kurang.
Richard Cunningham yang mendesain sepeda gunung dengan merek Nishiki dan Mantis
menyarankan pada mereka yang serius tapi punya dana pas-pasan, agar membeli
frame (terbaik) lebih dulu ketimbang membeli sepeda komplit yang mahal sekali.
Bagian atau komponen lain bisa dibeli satu per satu yang sesuai dengan komponen
sehingga tak perlu berkali-kali melakukan perbaikan. Yang juga tak kalah
penting adalah di saat kita berhadapan dengan pedagang sepeda. Pertama kali
mintalah brosur (katalog) yang berisi spesifikasi. Sesuaikan geometri sepeda
yang akan dibeli dengan geometri sepeda yang harganya lebih tinggi. Kalau kita
menemukan kesamaan geometri dengan sepeda yang akan kita pilih, antara lain
head angle (sudut kepala stang), seat angle (sudut pipa sadel dengan pipa
atas), top tube length (panjang pipa atas) dan chainstay length (panjang pipa
kedudukan rantai) maka sepeda Anda sudah mirip sepeda yang harganya lebih
mahal.
-Merek ?
Sepeda seperti halnya mobil. Industri sepeda juga mengeluarkan model-model baru
dengan sentuhan inovasi-inovasi terkini sehingga nyaman dikendarai. Bahan
kerangkanya tidak hanya terbuat dari besi atau campuran baja seperti zaman
dulu. Sekarang kerangka sepeda berasal dari bahan-bahan yang eksotis, seperti
titanium, aluminium, dan serat karbon. Beratnya lebih ringan, tetapi lebih kuat
dibandingkan dengan sepeda-sepeda dulu.
Yang jadi pertanyaan bagaimana mengetahui sepeda itu mereknya ternama,
sementara kita sama sekali belum tahu apa-apa tentang sepeda? Ini gampang,
tanyakan pada dealer atau toko sepeda tentang spesifikasi sepeda yang bakal
dibeli. Merek sepeda yang beken biasanya spesifikasi dan ukurannya jelas dan
tak berubah-ubah. Atau lihat majalah sepeda untuk mengetahui lebih jauh tentang
itu.
Sekarang ini ada sepeda yang harganya mencapai Rp 60 juta. Sepeda mahal itu
menggunakan kerangka terbuat dari karbon fiber. Beratnya pasti ringan, sekitar
10 kg. Bisa ditenteng dengan satu tangan. Sepeda gunung berkelas ini antara
lain bermerek Canondale buatan Cannondale Bicycle Corp. Terakhir, perusahaan
pembuat mobil Audi juga memproduksi sepeda yang diberi nama Audi Bicycle,
Mountain Bike Cross Pro. Audi mematok harga sepeda per unit Rp 33 juta.
Frame sepeda gunung yang ditawarkan Audi terbuat dari aluminium dengan desain
khusus untuk cross country yang full suspensi. Remnya menggunakan rem cakram,
disk brake Magura Marta yang kuat mencengkeram. Cocok untuk digunakan dalam
kota yang banyak sepeda motor dan mobil yang kadang-kadang berhenti mendadak.
Dan jangan lupa cek pipa kerangka sepeda (frame tubes). Material kerangka MTB
terbuat dari macam-macam bahan. Ada yang dari besi sehingga kuat dan keras,
namun akhirnya sepeda jadi berat. Juga ada bahan yang terbuat dari besi
campuran yang disebut High Tension atau sering disingkat Hi-Ten yang lebih
ringan dari besi. Kemudian lahir penemuan baru lagi yakni Chromoly. Tujuannya
sama agar sepeda menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Tapi belum lama Chromoly
hadir, lahir konsep tubing baru yang disebut Tange. Yang disusul lagi oleh
Alumunium, Carbon, dan Titanium. Sepeda pun menjadi semakin ringan namun tetap
kuat.
Sepeda gunung umumnya menggunakan shokbreker, baik di bagian depan, tengah,
maupun belakang. Sepeda buatan Audi juga demikian. Namun, Audi membuatnya
sangat terbatas, hanya 200 unit. Perusahaan otomotif ini tampaknya tahu bahwa
konsumen sepeda yang dibuatnya hanya untuk kalangan tertentu, yaitu kalangan
menengah ke atas, orang yang tidak sayang membeli sebuah sepeda dengan harga
puluhan juta rupiah.
Sumber:wikipedia